A. Menunjukkan dan Memperbaiki Kesalahan Penggunaan Kata, Kalimat, dan Kepaduan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat penggunaan kata dan kalimat. Kata dalam sebuah kalimat dikatakan salah jika penggunaanya tidak sesuai konteks kalimat. Sementara itu, kalimat dianggap salah jika kalimat tersebut tidak efektif. Syarat kalimat efektif yaitu logis, hemat, dan padu. Struktur kalimat baik harus mengandung unsur S-P (subjek-predikat). Kalimat efektif ditandai kejelasan fungsi kata, kelogisan kalimat, penggunaan tepat kata ganti, dan keefisien (penggunaan kata tidak mubazir).
Sebuah kalimat dikatakan tidak efektif karena berbagai sebab sebagai berikut.
1. Ketidaklengkapan unsur-unsur kalimat
Dalam kalimat minimal terdapat dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Kalimat seharusnya mengandung unsur tertentu. Unsur tersebut tidak ada dalam kalimat, maka kalimat tersebut menjadi tidak efektif.
Contoh:
Dilengkapi perpustakaan dengan koleksi buku remaja menjadikan para pengunjung perpustakaan sekolah semakin bertambah.
Kalimat ini tidak efektif karena tidak menjelaskan siapa yang melengkapi perpustakaan. Artinya kalimat ini tidak menyertakan pelaku atau subjek kalimat. Kalimat pembenarannya adalah Dilengkapi perpustakaan dengan koleksi buku remaja oleh kepala sekolah menjadikan para pengunjung perpustakaan sekolah bertambah.
2. Ketepatan penempatan unsur-unsur dalam kalimat
Unsur-unsur dalam kalimat juga harus ditempatkan di tempat yang tepat. Jika unsur-unsur tersebut diletakkan tidak pada tempatnya, kalimat tersebut akan menjadi tidak efektif.
Contoh:
Petani sebelum ada kebijakan impor gula dari Pemerintah, tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
Kalimat di atas tidak efektif karena salah peletakan kata petani. Kata petani seharusnya diletakkan di belakang tanda koma. Kalimat tersebut akan menjadi efektif jika Sebelum ada kebijakan impor gula dari Pemerintah, petani tidak pernah mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.
3. Penggunaan unsur-unsur kalimat yang berlebihan
Ketidak efektifan kalimat juga dapat dilihat dari penggunaan unsur kalimat berlebihan. Unsur berlebihan itu dapat berupa penggunaan kata sama artinya atau pemakaian kata tugas yang tidak perlu.
Contoh:
Para ibu-ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
Kalimat di atas tidak efektif karena pemakaian kata para dan ibu-ibu yang menunjukkan makna jamak. Kata berikutnya tidak perlu diulang. Pembenaran kalimat di atas adalah Para ibu sedang mengikuti penyuluhan hidup sehat dan bersih.
4. Pilihan kata tidak tepat
Ketidakefektifan sebuah kalimat juga dapat disebabkan oleh pilihan kata tidak tepat. Kesalahan kata ini dapat dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari atau pengaruh bahasa asing. Selain itu, ketidak pahaman terhadap arti sebuah kata menyebabkan penggunaan kata tersebut tidak tepat.
Contoh:
Kepada yang pernah ke gunung ini pasti akan merasakan betapa dingin udara di sini.
Kalimat di atas tidak efektif karena terdapat ketidakcocokan antara kata pernah dan akan. Kata pernah menunjukkan sudah dilakukan, bertentangan dengan kata akan atau belum dialami. Seharusnya kata akan diganti dengan sudah. Kata depan kepada juga sebaiknya dihilangkan. Jika dibenarkan, kalimat di atas akan menjadi Mereka yang pernah ke gunung ini pasti sudah merasakan betapa dingin udara di sini.
5. Tidak logis
Kelogisan sebuah kalimat perlu diperhatikan. Kalimat yang maknanya tidak logis akan menjadi tidak efektif.
Contoh:
Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, selesailah karya tulis ini.
Kalimat di atas tidak logis karena tidak mungkin hanya dengan mengucap syukur saja penulisan karya tulis dapat selesai. Kalimat tersebut menjadi logis jika penulisannya sebagai berikut.
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami dapat menyelesaikan karya tulis ini.
Contoh Soal
1) Perusahaan merupakan sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang produksi barang ataupun jasa. 2) Barang dan jasa tersebut untuk memenuhi kebutuhan kolega dan pelanggan. Sebagai sebuah organisasi, perusahaan harus bersaing dengan perusahaan lainnya. 3) Agar dapat tampil sebagai pemenang, menejemen harus memiliki keunggulan. 4) Salah satu keunggulan tersebut adalah keunggulan komparatif yang tercermin pada berbagai pelayanan yang diberikan.
Kalimat yang menggunakan kata tidak tepat dalam paragraf tersebut adalah kalimat nomor ...
A. 1)
B. 2)
C. 3)
D. 4)
Jawaban: C
Dalam kalimat nomor 3) paragraf tersebut terdapat penggunaan kata tidak baku. Kata tidak baku dalam kalimat tersebut adalah kata menejemen. Kata menejemen seharusnya diperbaiki menjadi manajemen. Sementara itu, kata bercetak miring lainnya sudah tepat digunakan dalam kalimat tersebut. Jadi, jawaban tepat terdapat pada pilihan jawaban C.
B. Menggunakan Istilah dalam Kalimat
1. Menggunakan Istilah (kata) dalam kalimat
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Morfem sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi ke bentuk lebih kecil.
Penggunaan istilah (kata) dalam kalimat harus sesuai dengan konteks atau makna kalimat. Oleh karena itu, pemilihan istilah (kata) harus tepat dengan penggunaan dalam kalimat. Ketepatan penggunaan kata (pilihan kata/diksi) untuk mengungkapkan suatu maksud sesuai dengan situasi dan kondisi.
Contoh:
Kata meninggal lebih tepat ditunjunkan kepada orang yang telah tiada dibandingkan kata mati atau tewas.
2. Menggunakan Istilah (frasa) dalam Kalimat
Frasa adalah satuan gramatikal yang merupakan kesatuan linguistik dan tidak melebihi batas fungsi atau jabatan kalimat (S, P, O, Pel, dan K). Frasa memiliki unsur inti. Inti frasa adalah unsur utama/pokok yaitu unsur yang diterangkan (D) dan atribut pewatas adalah unsur yang menerangkan (M).
Macam-macam frasa (berdasarkan distribusi unsur pembentuknya) sebagai berikut.
a. Frasa eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang mempunyai penyebaran tidak sama dengan unsurnya atau tidak memiliki inti frasa. Cirinya diawali kata depan dan kata sambung.
b. Frasa endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang memiliki distribusi (penyebaran) sama dengan unsurnya atau memiliki inti frasa.
1) Frasa endosentris koordinatif, yaitu frasa endosentris yang terdiri atas unsur setara, dapat disisipi kata dan atau atau.
2) Frasa endosentris atributif, adalah frasa endosentris yang terdiri atas unsur tidak setara.
a) Atributif berimbuhan
Contoh:
anak tertua, garis pembatas
b) Atributif tak berimbuhan
Contoh:
sedang makan, halaman luas
3) Frasa endosentris apositif
Frasa endosentris apositif adalah frasa endosentris yang atributnya berupa keterangan tambahan.
Contoh Soal
Perhatikan kalimat berikut!
Ayu Utami terkenal sebagai novelis yang sangat [...]. Ia mampu mengahasilkan banyak novel.
Istilah tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah ...
A. produktif
B. konsumtif
C. komunikatif
D. korelatif
Jawaban: A
Istilah tepat untuk mengisi kalimat rumpang tersebut adalah kata produktif. Kata produktifberarti bersifat mampu menghasilkan dalam jumlah besar. Kata konsumtif, komunikatif, dan korelatif tidak tepat untuk mengisi kalimat rumpang tersebut. Konsumtif berarti hanya memakai tidak menghasilkan. Komunukatif berarti mudah dipahami dan dimengerti. Korelatif berarti memiliki hubungan timbal balik. Jadi, jawaban tepat terdapat pada pilihan jawaban A.
C. Menggunakan Kata Bentukan (Mengisi sesuai Kaidah Bentukan Kata)
Kata berimbuhan merupakan kata yang dibentuk dengan melekatkan imbuhan. Imbuhan dibedakan menjadi empat jenis yaitu awalan, akhiran, awalan dan akhiran, serta sisipan.
1. Awalan disebut juga prefiks. Ada beberapa jenis awalan, yaitu meN-, ber-, di-, ter-, peN, pe-, se-, per-, dan ke-.
a. Awalan meN- memiliki makna 'menyatakan perbuatan', 'menjadi', 'menggunakan apa yang ada pada bentuk dasarnya', 'menuju ke', dan 'dalam keadaa'.
b. Awalan ber- memiliki makna 'menyatakan perbuatan', 'dalam keadaan', 'kumpulan', 'menggunakan', dan 'memiliki'.
c. Awalan di- memiliki makna 'melakukan perbuatan pasif''.
d. Awalan ter- memiliki makna 'melakukan perbuatan pasif'', 'tidak senggaja', 'paling', dan 'kemungkinan'.
e. Awalan peN- memiliki makna 'melakukan perbuatan', 'alat', 'memiliki sifat', yang menyebabkan adanya sifat', dan 'melakukan perbuatan yang tertera dalam bentuk dasar'.
f. Awalan pe- memiliki makna 'orang yang melakukan kegiatan atau pekerjaan', dan 'orang yang di-'.
g. Awalan per- memiliki makna 'membuat jadi', dan 'menganggap sebagai apa'.
h. Awalan se- memilki makna 'satu', 'seluruh', 'sama seperti', dan 'setelah'.
i. Awalan ke- memiliki makna 'kumpulan' dan 'urutan'.
2. Akhiran disebut juga sufiks. Ada beberapa jenis akhiran, yaitu -kan, -i, dan -an.
a. Akhiran -kan memiliki makna 'melakukan perbuatan untuk orang lain', 'membuat jadi', 'menyebabkan jadi', 'menganggap', dan 'membawa/memasukkan'.
b. Akhiran -i memiliki makna 'perbuatan berulang-ulang', 'memberi apa yang ada pada bentuk dasarnya', 'tempat', dan 'menyebabkan jadi'.
c. Akhiran -an memiliki makna 'sesuatu yang berhubungan dengan bentuknya dasarnya', 'tiap-tiap', 'satuan', 'beberapa', dan 'sekitar'.
3. Gabungan awalan dan akhiran disebut konfiks. Konfiks dibedakan menjadi ke-an, peN-an, per-an, ber-an, dan se-nya.
a. Konfiks ke-an memiliki makna 'hal', 'berhubungan dengan bentuk dasarnya', 'dikenai perbuatan pada bentuk dasarnya', 'dalam keadaan', 'dan 'tempat atau daerah'.
b. Konfiks peN-an memiliki makna 'hal atau perbuatan', 'hasil perbuatan', 'alat yang digunakan untuk melakukan perbuatan', dan 'tempat untuk melakukan perbuatan'.
c. Konfiks per-an memiliki makna 'hal', 'hasil', 'tempat', 'daerah', dan 'macam-macam'.
d. Konfiks ber-an memiliki makna 'perbuatan yang disebut kata dasarnya', 'perbuatan berulang-ulang', dan 'saling'.
d. Konfiks se-nya memiliki makna 'sampai'.
4. Sisipan disebut pula infiks
Sisipan terdiri atas -in-, -el-, -em-, -er-, dan -ah-. Sisipan -in- digunakan dalam kata kerja, sinambung, dan tinambah. Sisipan -el- digunakan dalam kata gelembung, geletar, dan leluhur. Sisipan -em- digunakan dalam kata gemerlap, gemetar, dan gemilang. Sisipan -er-digunakan dalam kata gerigi, serabut, dan seruling. Sementara itu, sisipan -ah- digunakan dalam dahulu dan sahaja.
Contoh Soal
Cermati paragraf rumpang berikut!
Penampilan dianggap penting karena penampilan dapat [...] kesan pertama pelanggan. Tidak aneh jika petugas pelayanan harus [...] busana yang dikenakannya. Perlu diingat bahwa busana yang dikenakan dapat [...] kepada pelanggan.
Kata berimbuhan tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ...
A. mempengaruhi, diperhatikan, berpengaruh
B. memengaruhi, memperhatikan, berpengaruh
C. mempengaruhi, memperhatikan, dipengaruhi
D. dipengaruhi, memperhatikan, berpengaruh
Jawaban: B
Agar menjadi paragraf padu, bagian-bagian rumpang tersebut harus diisi dengan kata-kata berimbuhan. Kata-kata memengaruhi, memperhatikan, dan berpengaruh merupakan kata-kata tepat untuk mengisi bagian-bagian rumpang tersebut. Kata berimbuhan mempengaruhi tidak tepat dalam penulisannya. Sementara kata diperhatikan dan dipengaruhi tidak tepat untuk mengisi paragraf rumpang tersebut. Jadi, jawaban tepat terdapat pada pilihan jawaban B.
1. Awalan disebut juga prefiks. Ada beberapa jenis awalan, yaitu meN-, ber-, di-, ter-, peN, pe-, se-, per-, dan ke-.
a. Awalan meN- memiliki makna 'menyatakan perbuatan', 'menjadi', 'menggunakan apa yang ada pada bentuk dasarnya', 'menuju ke', dan 'dalam keadaa'.
b. Awalan ber- memiliki makna 'menyatakan perbuatan', 'dalam keadaan', 'kumpulan', 'menggunakan', dan 'memiliki'.
c. Awalan di- memiliki makna 'melakukan perbuatan pasif''.
d. Awalan ter- memiliki makna 'melakukan perbuatan pasif'', 'tidak senggaja', 'paling', dan 'kemungkinan'.
e. Awalan peN- memiliki makna 'melakukan perbuatan', 'alat', 'memiliki sifat', yang menyebabkan adanya sifat', dan 'melakukan perbuatan yang tertera dalam bentuk dasar'.
f. Awalan pe- memiliki makna 'orang yang melakukan kegiatan atau pekerjaan', dan 'orang yang di-'.
g. Awalan per- memiliki makna 'membuat jadi', dan 'menganggap sebagai apa'.
h. Awalan se- memilki makna 'satu', 'seluruh', 'sama seperti', dan 'setelah'.
i. Awalan ke- memiliki makna 'kumpulan' dan 'urutan'.
2. Akhiran disebut juga sufiks. Ada beberapa jenis akhiran, yaitu -kan, -i, dan -an.
a. Akhiran -kan memiliki makna 'melakukan perbuatan untuk orang lain', 'membuat jadi', 'menyebabkan jadi', 'menganggap', dan 'membawa/memasukkan'.
b. Akhiran -i memiliki makna 'perbuatan berulang-ulang', 'memberi apa yang ada pada bentuk dasarnya', 'tempat', dan 'menyebabkan jadi'.
c. Akhiran -an memiliki makna 'sesuatu yang berhubungan dengan bentuknya dasarnya', 'tiap-tiap', 'satuan', 'beberapa', dan 'sekitar'.
3. Gabungan awalan dan akhiran disebut konfiks. Konfiks dibedakan menjadi ke-an, peN-an, per-an, ber-an, dan se-nya.
a. Konfiks ke-an memiliki makna 'hal', 'berhubungan dengan bentuk dasarnya', 'dikenai perbuatan pada bentuk dasarnya', 'dalam keadaan', 'dan 'tempat atau daerah'.
b. Konfiks peN-an memiliki makna 'hal atau perbuatan', 'hasil perbuatan', 'alat yang digunakan untuk melakukan perbuatan', dan 'tempat untuk melakukan perbuatan'.
c. Konfiks per-an memiliki makna 'hal', 'hasil', 'tempat', 'daerah', dan 'macam-macam'.
d. Konfiks ber-an memiliki makna 'perbuatan yang disebut kata dasarnya', 'perbuatan berulang-ulang', dan 'saling'.
d. Konfiks se-nya memiliki makna 'sampai'.
4. Sisipan disebut pula infiks
Sisipan terdiri atas -in-, -el-, -em-, -er-, dan -ah-. Sisipan -in- digunakan dalam kata kerja, sinambung, dan tinambah. Sisipan -el- digunakan dalam kata gelembung, geletar, dan leluhur. Sisipan -em- digunakan dalam kata gemerlap, gemetar, dan gemilang. Sisipan -er-digunakan dalam kata gerigi, serabut, dan seruling. Sementara itu, sisipan -ah- digunakan dalam dahulu dan sahaja.
Contoh Soal
Cermati paragraf rumpang berikut!
Penampilan dianggap penting karena penampilan dapat [...] kesan pertama pelanggan. Tidak aneh jika petugas pelayanan harus [...] busana yang dikenakannya. Perlu diingat bahwa busana yang dikenakan dapat [...] kepada pelanggan.
Kata berimbuhan tepat untuk melengkapi paragraf tersebut adalah ...
A. mempengaruhi, diperhatikan, berpengaruh
B. memengaruhi, memperhatikan, berpengaruh
C. mempengaruhi, memperhatikan, dipengaruhi
D. dipengaruhi, memperhatikan, berpengaruh
Jawaban: B
Agar menjadi paragraf padu, bagian-bagian rumpang tersebut harus diisi dengan kata-kata berimbuhan. Kata-kata memengaruhi, memperhatikan, dan berpengaruh merupakan kata-kata tepat untuk mengisi bagian-bagian rumpang tersebut. Kata berimbuhan mempengaruhi tidak tepat dalam penulisannya. Sementara kata diperhatikan dan dipengaruhi tidak tepat untuk mengisi paragraf rumpang tersebut. Jadi, jawaban tepat terdapat pada pilihan jawaban B.
0 komentar:
Posting Komentar